Waktu

Sunday, June 10, 2012

KONDISI PENAMPANG BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN

KONDISI PENAMPANG BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN

Ada tiga kondisi penampang beton bertulang akibat pembebanan antara lain: Belum Retak  (Non Craked), Retak (Craked), Hancur (Failured)

I.       Belum Retak (Non Cracked)
Pada kondisi ini beton bertulang bersifat Elastis yang mana jika di bebani akan mengakibatkan perubahan bentuk pada struktur beton bertulang, jika tidak di bebani lagi bentuknya akan kembali ke bentuk semula.

II.     Retak (Cracked)
Pada kondisi ini beton bertulang bersifat Plastis yang mana jika di bebani akan mengakibatkan perubahan bentuk pada struktur beton bertulang, jika tidak di bebani lagi bentuknya tidak kembali ke bentuk semula.

III.   Hancur / Runtuh (Failured)
 Pada kondisi ini beton bertulang telah mengalami kehancuran akibat pembebanan. Ada 3 kemungkinan type / kasus keruntuhan yang terjadi pada perencanaan beton bertulang :

A.  Tulangan Kuat (Overreinvorced).
Keruntuhan type ini terjadi akibat tulangan terlalu banyak, sehingga beton yang tertekan hancur terlebih dahulu (beton mencapai kekuatan batasnya terlebih dahulu).  Sifat keruntuhannya adalah getas (non-daktail). Suatu kondisi yang berbahaya karena penggunaan bangunan tidak melihat adanya deformasi yang besar yang dapat dijadikan pertanda bilamana struktur tersebut mau runtuh sehingga tidak ada kesempatan untuk menghindarinya terlabih dahulu. Keruntuhan ini terjadi secara tiba-tiba (brittle failure).
Gambar II.1. Contoh Tulangan Kuat (Overreinvorced) dan Regangannya
B.  Tulangan Lemah (Underreinvorced).
Pada kasus ini tulangan mencapai tegangan lelehnya (fy) terlebih dahulu, setelah itu baru beton mencapai regangan batasnya (ɛc), dan selanjutnya struktur runtuh. Pada kasus ini terlihat ada tanda-tanda berupa defleksi yang besar sebelum terjadi keruntuhan.
Gambar II.2. Contoh Tulangan Lemah (Underreinvorced) dan Regangannya

C.   Balanced Reinvorced.
Pada type keruntuhan ini, saat terjadi keruntuhan ( beton mencapai regangan batasnya, ɛc), tulangan juga pas mencapai tegangan lelehnya (fy) . Keruntuhan ini juga terjadi secara tiba-tiba.
Gambar II.3. Contoh Tulangan Seimbang (Balanced Reinvorced)dan Regangannya
I.             Cara Perencanaan Komponen Beton Bertulang

     Perencanaan komponen beton bertulang dapat dilakukan dengan cara :

A.   Beban Batas / Beban Terfaktor.
 Cara ini lebih disarankan  Peraturan Beton Bertulang Indonesia untuk digunakan pada perencanaan.

Pada perencanaan komponen beton bertulang dengan cara beban terfaktor, maka :
• Beban yang digunakan adalah beban yang sudah dikalikan dengan suatu faktor.
• Kekuatan beton yang digunakan adalah kekuatan batasnya ( f´c ) x faktor reduksi (ɸ).

Beban-beban yang  yang umum bekerja pada struktur beton bertulang antara lain:
·   Beban mati atau berat sendiri (D)
·         Beban hidup (L)
·   Beban atap (Lr)
·   Beban hujan (R)
·   Beban gempa (E)
·   Beban angin (W), dll.

Kombinasi beban yang umum dipakai:
·   U = 1.4D + 1.7 L
·   U = 1.2D + 1.6 L + E


B.   Beban Kerja.
Cara ini merupakan cara alternatif dalam perencanaan. Pada cara ini tegangan yang terjadi dibatasi oleh tegangan izin.






No comments:

Post a Comment

Entri Populer

berbagi 4 SHARED

sport.detik

lintas.me - Terpopular

Tribunnews - RSS

Bola.net

Goal.com News - Indonesian

Beritabola.com

Viva News