Pemahaman Tentang Kota
Kota
adalah hasil karya manusia. Manusia membentuk kota. Kota membentuk watak
penghuninya. Ada kaitan interaksi antara fisik kota dengan kebudayaan
masyarakatnya.
Kota
yang dipandang sebagai suatu objek studi dimana di dalamnya terdapat masyarakat
manusia yang sangat komplek, telah mengalami proses interrealisai antar manusia
dan antara manusia dengan lingkungan. Produk hubungan tersebut ternyata
mengakibatkan terciptanya pola keteraturan dari pada pengguna lahan (Hadi
Sabari Yunus , 2010).
Kota
selalu dipandangsebagai pusat pendidikan , pusat kegiatan ekonomi dan pusat
pemerintahan. Ditinjau dari aspek ekonomi terlihat beberapa kegiatan yang
terpusat disuatu tempat.
Dalam
usaha merumuskan pengertian kota para ahli memiliki bermacam-macam pendapat :
a.
Mayer melihat kota sebagai tempat bermukim penduduk.
Baginya yang penting bukan rumah tinggalnya, perkantoran, jalan raya, taman,
kanal, melainkan penghuni yang menciptakan segalanya itu. Kota mewujudkan
ciptaan peradaban, yang mulanya berasal dari pedesaan. Pedesaan sebagai kawasan
yang melingkupi kota , sedangkan kota memiliki jiwanya sendiri, organisasinya,
kesenian dan kebudayaannya.
b.
Max Weber memandang suatu tempat itu kota, jika
penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar
setempat. Adapun barang-barangnya dibuat setempat ditambah dari pedesaan.
Inilah dasar sifat cosmopolitan yang menjadi hakekat kota. Jadi yang menjadi
cirri khas kota adalah keberadaaan pasarnya (Max Weber)
c.
Christaller dengan teori tempat pusat menunjukkan
fungsi kota sebagai tempat penyelenggaraan dan penyediaan jasa-jasa bagi
sekitarnya. Kota itu pada awalnya bukan
tempat pemukiman melainkan adalah pusat pelayanan.
d. Wirth merumuskan kota sebagai pemukiman yang relative
besar, padat, dan pemandangan penduduk yang heterogen kedudukan sosialnya.
Karena itu hubungan social antar penghuninya serba longgar, acuh, dan relasinya
bukan pribadi (impersonal relation).
e.
Sjoberg melihat lahirnya kota lebih dari timbulnya satu
golongan spesialis bukan pertaanian, dimana yang berpendidikan merupakan bagian
penduduk yang terpenting. Mereka itu
adalah para literati yakni golongan pujangga , sastrawan dan ahli agama, itulah
titik awal kota. Baru berikutnya muncul pembagian kota tertentu dalam kehidupan
kota (Sjoberg)
f. Harris dan Ullman melihat kota sebagai pusat untuk
pemukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia. Manusia disitu menempati dan
mengrksploitasi sumber daya bumi. Ini mendorong pertumbuhan kota yang pesat, tetapi
menimbulkan terjadinya kemiskinan sehingga terjadi beberapa masalah social
(Harris dan Ullman)
No comments:
Post a Comment