kepadatan standarT
(Standart compaction)
(aashto
t - 99 - 74)
(astm
d - 698 - 70)
1.
Tujuan
Percobaan :
Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah
dengan memadatkan di dalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan
menggunakan alat penumbuk 2,5 kg (5,5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm (12").
Pemeriksaan
kepadatan dapat dilakukan dengan 4 cara sebagai berikut :
a.
Cara
A : Cetakan diameter 102 mm (4"), bahan lewat saringan 4,75 mm (no. 4).
b.
Cara
B : Cetakan diameter 152 mm (6"), bahan lewat saringan 4,75 mm (no. 4).
c.
Cara
C : Cetakan diameter 102 mm (4"), bahan lewat saringan 19 mm (3/4).
d.
Cara
D : Cetakan diameter 152 mm (6"), bahan lewat saringan 19 mm (3/4).
Cara
yang dilakukan pada pengujian adalah cara B.
2.
Peralatan
dan bahan :
Alat
a.
Cetakan
diameter 102 mm (4"), kapasitas 0,000943 ± 0,000008 m3
(0,0333 ±
0,0003 cu,ft) dengan diameter dalam 101,6 ± 0,406 mm (4,000"
± 0,016"), tinggi
116,43 ±
0,1270 mm (4,584" ± 0,005").
b.
Cetakan
diameter 152 mm (6"), kapasitas 0,002124 ± 0,000021 m3
(0,07500 ±
0,00075cu,ft) dengan diameter dalam 152,4 ± 0,660 mm (6,000"
± 0,024"), tinggi
116,43 ±
0,1270 mm (4,584" ± 0,005").
Cetakan-cetakan harus
dari logam yang mempnyai dinding teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran diatas.
Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dari bahan yang sama
dengan tinggi lebih kurang 60 mm (2
3/8") yang dipasang kuat-kuat dan dapat dilepaskan. Cetakan-cetakan
yang telah dipergunakan beberapa lama sehingga tidak memenuhi syarat toleransi
diatas, masih dapat dipergunakan bila toleransi tersebut tidak lebih dari 50 %.
c.
Alat
tumbuk
i.
Alat
tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata, diameter 50,8 ± 0,127 mm (2,000 ± 0,005") berat
2,495 ±
0,009 kg (5,50 ±
0,02 lb) dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara
bebas setinggi 304,8 ± 1,524 mm (12,00" ± 0,06"). Selubung
harus sedikitnya mempunyai 2 x 4 buah lubang udara yang berdiameter tidak lebih
kecil dari 9,5 mm (3/8") dengan poros tegak lurus satu sama lain berjarak
19 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup longgar sehingga batang penumbuk
dapat jatuh bebas tidak terganggu.
ii.
Dapat
juga dipergunakan alat tumbuk mekanis, dari logam yang dilengkapi dengan alat
pengontrol tinggi jatuh bebas 304,8 ± 1,524 mm, (12,00" ± 0,06") dan dapat
membagi-bagi tumbukan secara merata diatas permukaan. Alat penumbuk harus
mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter 50,8 ± 0,127 mm (2,000"
± 0,005") dan
berat 2,495 ±
0,009 kg (5,50 ±
0,02 lb).
d.
Alat
pengeluar contoh.
e.
Timbangan
kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gr.
f.
Oven,
yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)oC.
g.
Alat
perata dari besi (straight edge) panjang 25 cm, salah satu sisi memanjang harus
tajam dan sisi lain data (0,01 % dari panjang).
h.
Saringan
50 mm (2"), 19 mm (3/4") dan 4,75 mm (no. 4).
i.
Talam,
alat pengaduk dan sendok.
Bahan/Benda Uji
a.
Bila
contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab (damp),
keringkan contoh terseut sehingga menjadi gembur. Pengeringan dapat dilakukan
diudara atau dengan alat pengering lain dengan suhu tidak lebih dari 60o
C. kemudian gumpalan-gumpalan tanah tersebut ditumbuk tetapi butir aslinya
tidak pecah.
b.
Tanah
yang sudah gembur disaring dengan saringan 4,75 mm (no. 4), untuk cara A dan B,
dengan saringan 19 mm (3/4") untuk cara C dan D.
c.
Jumlah
contoh yang sesuai untuk masing-masing cara pemeriksaan adalah sebagi berikut :
i.
Cara
A sebanyak 15 kg.
ii.
Cara
B sebanyak 45 kg.
iii.
Cara
C sebanyak 30 kg.
iv.
Cara
D sebanyak 65 kg.
d.
Benda
uji dibagi menjadi 6 bagian, dan tiap-tiap bagian dicampur air yang ditentukan
dan diaduk sampai merata. Penambahan air diatur sehingga di dapat benda uji
sebagi berikut :
i.
3
contoh dengan kadar air kira-kira di bawah optimum.
ii.
3
contoh dengan kadar air kira-kira diatas optimum.
Perbedaan kadar air
dari benda uji masing-masing setara 1-3 %.
e.
Masing-masing
benda uji dimasukkan kedalam kantong plastik dan disimpan selama 12 jam atau
sampai dengan kadar airnya merata.
3.
Langkah
kerja : :
Cara yang
dilakukan pada pengujian adalah cara B.
a.
Timbang
cetakan diameter 152 mm (6") dan keping alas dengan ketelitian 5 gr (B1
gram).
b.
Cetakan,
leher dan keping alas dipasang jadi satu dan tempatkan pada landasan yang
kokoh.
c.
Ambil
salah satu dari keenam contoh, diaduk dan dipadatkan didalam cetakan dengan
cara sebagai berikut :
ü Jumlah seluruh tanah
yang dipegunakan haus tepat sehingga tinggi kelebihan tanah yang diratakan
setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm.
ü Pemadatan dilakukan
dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 lb) dengan tinggi jatuh 30 cm
(12"). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan tiap-tiap lapisan dipadatkan
dengan 56 tumbukan.
d.
Potong
kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepaskan leher
sambung.
e.
Pergunakan
alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga benar-benar rata dengan
permukaan cetakan.
f.
Timbang
cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gr (B2 gram).
g.
Keluarkan
benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji
(extruder) dan potong sebagian kecil dari contoh pada keseluruhan tingginya
untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji.
4.
Dasar
Perhitungan :
a.
Hitung
berat isi basah dengan mempergunakan rumus berikut :
1.
Pelaporan
:
Gambarkan
grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan. Kemudian
gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati dengan titik-titik yang
digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari kurva tersebut dengan
ketelitian 0,01 gr/cm3. kadar air yang sesuai dengan berat isi
kering maksimum ini adalah kadar air optimum dan harus dicatat dengan
ketelitian 0,5 %. Setelah diketahui Wopt, dan gd max, gambarlah Zero
Air Voids Line dengan rumus :
1.
Catatan
:
a.
Tanah
yang telah dipadatkan dapat dipergunakan lagi untuk percobaan bila butir tanah
tidak pecah akibat penumbukan.
b.
Untuk
tanah yang berbutir halus (lanau atau lempung) petunjuk yang baik guna
mendapatkan kadar air optimum adalah batas plastis.
c.
Kerataan
alat perata harus diperhatikan.
d.
Alas
untuk meletakkan cetakan :
i.
Waktu
dilakukan pemadatan dapat dibuat dari beton dengan berat tidak kurang dari 91
kg, dan diletakkan pada dasar yang relatif stabil.
ii.
Bila
dilapangan dapat dipergunakan lantai beton atau permukaan gorong-gorong persegi
atau lantai jembatan.
e.
Volume
cetakan dikalibrasi menurut cara pemeriksaan berat isi agr
2.
Data
hasil pemeriksaan :
a. Tabel Perhitungan
Pemadatan Standard
|
|||||||
No. Sampel
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
|
Penambahan Air (cc)
|
0
|
132
|
264
|
396
|
528
|
660
|
|
Berat isi basah
|
|||||||
Volume cetakan (cm3)
|
1067.40
|
1067.40
|
1067.40
|
1067.40
|
1067.40
|
1067.40
|
|
Berat cetakan (gr)
|
4555
|
4555
|
4555
|
4555
|
4555
|
4555
|
|
Berat cetakan + Tanah tumbukan (gr)
|
5950
|
6045
|
6135
|
6200
|
6230
|
6210
|
|
Berat tanah tumbukan (gr)
|
1395
|
1490
|
1580
|
1645
|
1675
|
1655
|
|
Berat
isi basah (gr/cm3)
|
1.31
|
1.40
|
1.48
|
1.54
|
1.57
|
1.55
|
|
Kadar Air
|
|||||||
Berat cawan A (gr)
|
18
|
17.6
|
9.5
|
9.6
|
9.7
|
9.8
|
|
Berat cawan + Tanah Basah (gr)
|
143.40
|
140.80
|
108.80
|
82.60
|
93.30
|
67.30
|
|
Berat cawan + Tanah kering (gr)
|
136.20
|
129.00
|
95.40
|
69.60
|
76.30
|
54.90
|
|
Kadar
Air Rata rata (%)
|
6.09
|
10.59
|
15.60
|
21.67
|
25.53
|
27.49
|
|
Berat
isi kering (gr/cm3) /γ dry
|
1.23
|
1.26
|
1.28
|
1.27
|
1.25
|
1.22
|
|
3.
Kesimpulan
:
Dari hasil
pemeriksaan Pemdatan Standart diperoleh :
- Berat isi kering maximum (d max) =
1.66 gr/cm3
- Kadar air optimum (w optimum) = 19.10
%
No comments:
Post a Comment